Maluku Utara – Sebanyak 182 warga terpaksa mengungsi akibat erupsi Gunung Ibu yang terjadi di Halmahera Barat, Maluku Utara. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa hingga Kamis, 16 Januari 2025, jumlah pengungsi terus meningkat. Pemerintah setempat telah menyediakan beberapa lokasi pengungsian untuk menampung para korban erupsi.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangan tertulisnya pada Jumat (17/1/2025), menyatakan bahwa sebanyak 182 jiwa telah mengungsi di titik-titik yang disiapkan. “Hingga Kamis sore, jumlah pengungsi yang terdata mencapai 182 orang,” ujar Abdul Muhari.
Aktivitas Erupsi Gunung Ibu
Gunung Ibu yang terletak di Halmahera Barat terus menunjukkan aktivitas erupsi yang signifikan. Kolom abu vulkanik yang dihasilkan memiliki variasi ketinggian antara 400 hingga 1.500 meter dari puncak kawah. Letusan paling tinggi tercatat pada Kamis (16/1) dengan ketinggian kolom abu mencapai 1.500 meter. Kolom abu yang teramati berwarna kelabu dan intensitasnya cukup tebal, bergerak ke arah barat.
Erupsi ini tercatat di seismograf dengan amplitudo maksimum 28 mm dan durasi 98 detik. Oleh karena itu, BNPB mengimbau warga untuk tetap waspada dan menjauhi area berbahaya, dengan radius 5 km dari kawah dan perluasan sektoral ke arah utara hingga 6 km.
Persiapan Pengungsian dan Prosedur Keamanan
Pemerintah setempat telah menyiapkan lima titik pengungsian untuk menampung hingga 3.000 pengungsi yang terdampak erupsi. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM sebelumnya telah menaikkan status Gunung Ibu menjadi “Awas” atau level IV setelah gunung api ini mulai erupsi sejak Rabu, 15 Januari 2025.
Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, mengungkapkan bahwa pada periode 1 hingga 15 Januari 2025, Gunung Ibu mengeluarkan abu vulkanik setinggi 3.000-4.000 meter dari puncak. Erupsi disertai dengan suara dentuman keras dan lontaran lava pijar yang mencapai jarak sekitar 1,5 km dari bibir kawah.
Antisipasi Lebih Lanjut
Pemerintah dan pihak berwenang terus melakukan pengawasan intensif terhadap perkembangan aktivitas Gunung Ibu. Masyarakat di sekitar area berbahaya diimbau untuk mengikuti petunjuk dari pihak berwenang dan menjauh dari zona rawan erupsi.
Dengan tingginya potensi bahaya akibat aktivitas vulkanik yang terus berlangsung, diharapkan seluruh warga tetap tenang dan mematuhi prosedur keselamatan yang ditetapkan untuk mengurangi risiko dampak dari erupsi Gunung Ibu.